#TANTANGANMENULISHARIKE-71GURUSIANA

Raka'at demi raka'at malam itu Dinda habiskan hingga menjelang shubuh. Rasa sakit kepala yang dirasaannya saat itu tidak bisa mengalahkan rasa nikmatnya bermunajat kepada Rabbnya. Dinda menumpahkan segala rasa yang dia simpan sejak pertemuan nya dengan dosen pembimbingnya. Kepasrahan totalitas dirinya benar-benar diminta pembuktiannya. Dan kali ini Dinda pasrah bagaimana akhir perjalanan kuliah nya. Yang dia inginkan hanya lulus cepat dengan begitu dia bisa segera membantu keluarganya.

Adzan shubuhpun berkumandang. Dinda membangunkan Saras yang saat itu masih terlelap. "Ras! bangun!. Sholat shubuh yuuk", Dinda membangunkan Saras dengan menarik selimut yang masih menutupi hampir seluruh badannya. Suasana Jogja waktu shubuh memang menggoda setiap insan untuk tetap menarik selimutnya. Udara sangat dingin membuat setiap orang enggan untuk bersentuhan dengan air. saras pun belum bergeming juga. "Raaas! ayuuuk. keburu batal nih aku!", Dinda membangunkan setengah berteriak. "Iyaaaa. Ini mau banguuuun", jawab Saras sambil berjalan menuju kamar mandi. "Brrrrr!!. Dingin amat nih air", gumam Saras . Sholat berjamaah menjadi rutinitas yang dilakukan Dinda dan Saras. Dan itu kenapa mereka berdua bagaikan kakak beradik . Selepas sholat shubuh Saras berkata kepada Dinda:"Din, nanti jam 4 sore kita jadi datang ya ke kondangan Dita. jangan lupa lho", ujar Saras mengingatkan Dinda. "iya. InsyaAllah. Aku hari ini gak kemana-mana kok. mau di kost saja. Kamu mau ke kampus hari ini?" tanya Dinda kepada Saras sambil melipat sajadah. "Iya. sebentar kok. paling zuhur aku sudah balik ke kost lagi. Ya Udah, aku mandi dulu ya", ujar Saras menyudahi obrolannya dengan Dinda. Dinda pun bergegas merapikan alat sholatnya. Menyongsong hari dengan penuh harap yang lebih baik lagi. (to be continued)